Minggu, 29 November 2015

Lawang Sewu (Semarang)

Sebagai ikon Kota Semarang, mengunjungi Lawang Sewu itu wajib hukumnya. Baru kali ini kami berputar - putar bangunan tua. Mendengarkan penjelasan pak pemandu itu otomatis membayangkan apa ang terjadi di gedung ini puluhan tahun lalu. Kalau anak 2 itu sih senang karena bisa lari - lari di lorong sepuasnya. Seperti yang sudah diketahui banyak orang kalau Lawang Sewu ini dulunya merupakan kantor kereta api. Bentuk bangunan yang megah membuat kami yang buta urusan sipil saja bisa berdecak kagum.
 
 
Lawang Sewu
 
Disebut Lawang Sewu karena pada bangunan ini terdapat pintu yang jumlahnya hampir 1000 buah. Berkat pintu yang banyak, menghabiskan siang di musim kemarau terasa sejuk. Mulai dari basement, Lantai 1 dan lantai 2 mempunya bentuk yang sama. Sedangkan lantai 3 merupakan lorong yang tidak bersekat.
 
  
Seribu pintu

Lorong di lantai 3

Ada kelelawarnya....
Memang banyak cerita seram disini, kami ditunjukkan bentuk basement yang pada jaman penjajahan Jepang dipakai untuk penjara dan diberitahu kalau sungai disamping bangunan merupakan tempat pembuangan mayat. Tapi kesejukan Lawang Sewu membuat kami melupakan cerita hantu, walaupun kata Mbak Naya memang banyak makhluk halus yang mondar mandir disekitar bangunan.
 
 







 

Kamis, 26 November 2015

Pondok Kopi (Ungaran - Semarang)

Kalau kita berjalan terus ke arah puncak melewati Umbul Sidomukti, kita akan ketemu yang namanya "Pondok Kopi". Pondok kopi ini sebenernya seperti restoran gitu, pemandangannya bagus, sambil makan sambil melihat pemandangan kota dikaki gunng. Disini juga tersedia villa untuk menginap. Leta dan Naya sudah lebih dulu jalan - jalan kesini naik kuda dari Umbul Sidomukti.
 
pemandangan dari meja makan

nice view

pemandangan tempat parkirnya aja OK
cute...
 
juragan gak mau kalah

trio kwek2
 
Leta dan Naya bercerita kalau tak jauh dari situ ada gua dan air terjun. Jadi sambil menunggu makan siang dihidangkan kamipun berjalan menuju gua. Dengan semangatnya mereka bercerita kalau gua ini sebetulnya gua buatan untuk mengambil air ang kemudian digunakan di sepanjang komplek ini dan untuk mengisi kolam renang di Umbul Sidomukti. Bangga rasanya mendengar cerita mereka, padahan kemarin sempat was - was karena mereka naik kuda lama sekali, ternyata si bapak yang punya kuda bercerita panjang lebar dengan mereka.
 
 
pintu masuk gua

pintu masuk gua
Diujung gua, terlihatlah air terjun yang di ceritakan anak - anak. Pemandangan disini juga bagus, dan seperti biasa sudah dipersiapkan tempat narsis.
 
mungkin karena kemarau, debit airnya kecil


 

 
Sebelum pulang kami terhenti di tempat perosotan alami. Ah.... anak - anak.... buat mereka bahagia itu sederhana......
 
 


 

Umbul Sidomukti (Ungaran - Semarang)

Sudah lama googling "Umbul Sidomukti" ini, dan pasti sudah lama juga merencanakan ke sini dengan tampang mupeng. Salah satu alasan memutuskan pergi ke Semarang juga karna si Umbul ini. Jadi begitu selesai mengisi perut di soto "Mbak Lin" yang enak itu, kami langsung berangkat ke Umbul. Perjalanan Semarang - Ungaran lumayan membosankan buat anak - anak, soalnya tidak ada yang asik buat dilihat. Sebaiknya kalo mau ke Umbul Sidomukti sempatkan mampir di Pagoda, karena satu jalur. Kebetulan kami enggak tau kalo satu jalur, jadi enggak mampir deh, dan nyeselnya sampe sekarang hehehe.....
 
Setelah melewati jalan yang terus menanjak, kami sampai juga. Ternyata Umbul Sidomukti seperti komplek tempat liburan gitu, kalo kita jalan terus ke puncak nanti akan ketemu lesehan ikan bakar yang enak banget, terus ada juga pondok kopi. Dan di puncak ada tempat paragliding, sayangnya kami datang bukan pada saat weekend jadi enggak ada yang terbang.
 
Begitu kami diantar ke kamar, Leta langsung jatuh cinta dengan kamarnya. Ada loteng impiannya selama ini. Untuk sejenak dia melupakan urusan berenang, sibuk main di loteng dan berpesan kalo nanti nginap di hotel lagi, Leta mau yang seperti ini.
 
 
 
Setelah puas main di loteng, kami mempersiapkan mental buat berenang hehehe..... ternyata ruame buanget..... Disini memang banyak wahana permainannya, ada kolam renang, ATV, flying fox, marine bride, highest triangle, river tracking, dll. Pastinya anak itu mencoba semua permainan yang diperbolehkan buat anak sekecil dia.
 
Berenang selalu jadi yang pertama
 
Flying fox

Mbak Naya juga coba flying fox

asiknya terbang.....

Highest triangle

Meniti papan di highest triangle

Marine Bridge
Karena mereka terlalu sibuk bolak balik main flying fox, akhirnya sudah tidak sempat main ATV lagi. Perlu di catat nih, kalo hari biasa yang wahana yang buka cuma flying fox (1 jalur) dan marine bridge saja.  
 
Semakin sore, suasana semakin sepi, dan semakin terasa keindahan alam sekeliling. Ngobrol - ngobrol di bangku di depan kamar sambil lihat pemandangan itu sesuatu yang tidak bisa dibayar oleh apapun.
 
 
Bahagianya....

Nice....
Cheeers....
 
salah satu spot santai
Di sini ada 2 restoran, tetapi hanya buka sampai jam 5 sore. Jadi untuk makan malam kita bisa pesan di hotel atau makan di warung ikan bakar tidak jauh dari tempat parkir. Malam itu si Papi dapat bonus gendong anak kecil itu sampai kamar karena dia sudah ngantuk banget.
 
Besok paginya, kami berpetualan seru mengelilingi Umbul Sidomukti, mumpung masih sepi.
 
 














 
Leta sukaaaaaa sekali disini, dia sudah merencanakan untuk kembali lagi.....