Jumat, 04 Maret 2016

Berenang di Hotel Sagita (Balikpapan)

Iseng - iseng coba berenang di Hotel Sagita ternyata asik juga. Kolam renang di hotel ini sepi banget, serasa punya pribadi. Kedalaman kolam renangnya lumayan 170 cm untuk dewasa dan 65 cm untuk anak - anak.

Seperti biasa anak satu itu langsung nyebur aja, justru maminya yang awalnya gak PD. Tapi ternyata berenang di kolam 170 cm tidak seseram yang diduga.










Tiket masuk kolam renang juga sangat terjangkau hanya 25,000/orang.
 
Leta dan maminya itu kalau ke kolam renang selalu tengah hari bolong, jadi aman aja berenang disini karena sinar matahari terhalang bangunan. Jadi kadar kegosongan setelah berenang bisa dikurangi.....
 
 

Kamis, 25 Februari 2016

Taman Lampion - Samarinda

Taman lampion tergolong tempat rekreasi yang baru di Samarinda, terletak di tepian Mahakam, merupakan tempat yang wajib untuk dikunjungi.
 
Berbekal topi dayak dan jam baru, kami menyempatkan bermain - main di taman lampion..... (apa hubungannya ke taman sama topi n jam baru..... hehehe).
 
O iya... tiket masuk taman ini juga sangat terjangkau, 10.000/perorang.
 
 
 


kelihatan gak anak beruangnya??





 



Para pengunjung tidak perlu khawatir kelaparan, di dalam taman ini banyak banget yang jualan makanan, rasanya OK dengan harga OK juga. Ssssst....... ada kue cubit enak di dekat air mancur.......

Desa Pampang - Samarinda

Dari Jungle Water World kami langsung menuju ke Desa Pampang. Menempuh perjalanan +/- 10 menit, di sebelah kiri jalan terlihat gapura Desa Wisata Pampang.
 
Didesa ini terdapat rumah adat dayak, yaitu lamin yang setiap hari Minggu diselengaraakan pertunjukan 10 jenis tari. Pertunjukan tari dayak dimulai pada jam 14.00 WITA. Ternyata penontonnya penuh juga lho....

Tari dayak mungkin tidak seheboh kecak api, atau selembut tarian Jawa. Tapi senang melihat sekelompok masyarakat dari semua jenis umur tampil menari. Semua bahu membahu melestarikan adat Dayak. Pada awal acara diceritakan juga mengenai makna gambar atau ukiran yang ada di Lamin. Tidak semua nyantol di otak, yang aku dan Leta ingat, suku Dayak sangat mengidolakan burung enggang. Karena mereka menganggap burung enggang adalah burung yang sangat bijaksana, walaupun badannya besar burung enggang tidak pernah mengganggu burung - burung kecil. Bahkan Burung Enggang dan burung kecil selalu mencari makan bersama - sama.
 
Pertanyaan Leta : 
 
"Mami, kalau suku Dayak suka sama burung enggang, kenapa bulunya di cabutin kan kasian, seharusnya dikubur saja dengan badannya...."
 
 Bingung jawabnya......
 
 
Tarian pembuka
 
Tarian anak perempuan
 
Cantikkkkk.......
Tarian anak laki - laki
 
 
 
Ibu - ibu juga tidak mau kalah


Satu tips kalau anda lupa bawa tripod kamera, gunakan kepala atau bahu papi anda sebagai tripod.... hahahaha..............
 
 
Tripod cadangan
Di bagian luar rumah lamin terdapat kios - kios yang menjual pernik2 dayak. Biarpun sedikit usahakan berbelanja disini ya, sekalian membantu meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar.
 
 
 

Rabu, 24 Februari 2016

Jungle Water World - Samarinda

Jungle Water World itu letaknya di jalan arah ke Bontang, kalo dari Samarinda di sebelah kanan jalan. Aku enggak tau sih tepatnya di kilo berapa, tapi ang jelas setelah Kebun Raya Samarinda.
 
 
Yang asik disini tu banyak pohonnya, ya iyalah...... jungle.....
Liat sekilas dari brosurnya, harga tiket masuk Jungle Water World (Feb 2016) :
 
- Hari biasa : 45K
- Sabtu - Minggu : 65K
- Public Holiday : 75K
 
Terus ada harga khusus untuk anak yatim, tapi lupa berapa.... hebat ya kebijaksanaan managementnya.
 
 
Adeeeemmm.......
 
Setelah melihat kondisi sekitar, kami menyimpulkan, wahana ini asik buat tempat bermain air, kurang asik untuk berenang. Soalnya air kolamnya (maaf) kotor, mungkin karna kami datang disaat yang tidak tepat, atau entahlah.....
 
Wahana disini lumayan banyak, perosotannya aja ada 4, ada voli air, ada bebek2.
 
Leta sebel banget belum boleh naik ini

yang ini kolamnya dalam ya....

Lumayan tingginya

Voli air (kelihatan gak netnya)
Dan anak kecil itu seperti biasa tanpa ragu mencoba semua perosotannya. Emaknya....... hanya menemani hehehe.....
 
 
Siap meluncur....
 
wiiiiiii............
 
Assiiik katanya....

Mami hanya menemani hehehe.....

Ini juga asik......

Papi juga menemani hahaha.......

Leta mau lagi....
 
Sebenernya belum puas main disini, tetapi karena mau ke pampang jadi kami buru - buru menyelesaikan acara bermain airnya Leta.
 
Satu lagi tips untuk yang mau main kesini, jangan lupa bawa makanan, sepertinya sang pegawai kantin belum mencukupi jadi mereka terpaksa menolak beberapa pesanan karena sudah penuh.
 
 

Selasa, 23 Februari 2016

Danau Semayang - Kota Bangun

Dulu waktu jaman belajar Geografi, aku hapal banget sama nama - nama danau yang ada di Kalimantan Timur, yaitu Danau Jempang, Semayang dan Melintang. Sambil menghapal sambil lihat 3 buletan warna biru di peta. Abis itu menerawang, sepertinya ketiga danau itu jauuh banget dan mustahil rasanya bisa kesana.
 
Tapi akhirnya kesampaian juga kami kesana. Sambil dinas, sambil ngangkut Leta dan papinya ke Kota Bangun. Balikpapan - Kota Bangun ditempuh kurang lebih 6 jam perjalanan. Sambil mencari makan malam, kami berkeliling Kota Bangun, kota yang kecil tapi nyaman. Di Kota Bangun ini terdapat 2 jembatan yang fenomenal, karena pada saat jembatan selesai di bangun, akses jalan menuju ke jembatan belum selesai. Tapi pada saat kami kesana (Feb 2016) ternyata jalannya sudah bisa digunakan. Kedua jembatan tersebut berhasil menghubungkan Kota Bangun dan Gn. Sari yang ada diseberang sungai.
 
.
Jembatan Kota Bangun

Awannya bagus....

Bekas tempat istirahat para tukang pembangun jembatan

Bagi orang yang terbiasa dikota harus siap mental di Kota Bangun, cari makan disini agak susah, dan kondisi penginapan pun seadanya. Konon kabarnya penginapan "Sebangkat Raya" yang kami tempati merupakan penginapan yang paling bagus disini.


Esok harinya, setelah membereskan urusan pekerjaan, saya langsung menghubungi taxi klotok/ketinting yang no telponnya tergeletak disalah satu meja di penginapan. Perjalanan ke Danau Semayang dimulai, seperti biasa anak kecil itu selalu bersemangat kalau ada pengalaman yang baru.
 
 
Duduk paling depan

Pemandangan di kanan dan kiri sungai itu selalu membuatku takjub. Ini bukan pertama kalinya aku menyusuri Sungai Mahakam, tapi setiap kali menyusur Sungai Mahakam aku tidak pernah berhenti berdecak kagum.

Rumah - rumah disini sangat mengerti fenomena alam, dengan kata lain orang - orang di hulu Sungai Mahakam ini sangat menghormati fenomena alam.  Tinggi rumah disesuaikan tinggi sungai pada saat air tinggi, dan toiletpun dibuat bisa menyesuaikan elevasi air sungai. Sederhana tapi lebih bijaksana dibanding orang - orang yang membangun rumah seenaknya terus protes kalo ada banjir.

Rumah - rumah di tepian Sungai Mahakan (yang kecil itu toilet)
Disepanjang sungai terdapat keramba - keramba yang hampir semua bertuliskan "dilarang mancing disini". Oke lah Pak.... kami tidak akan mancing disitu.

Keramba

Rumah di tepian sungai, yang parkir ketinting

Anak kecil disini bukan main sepeda, tapi main ketinting

Mesjid
Kurang lebih 40 menit kemudian, kami sampai di Danau Semayang. Bengong..... itu reaksiku, bingung harus seperti apa. Kondisi danau ini betul - betul jauh dari bayanganku. Tidak seperti danau konvensional, tidak ada yang bisa kita lakukan didanau ini selain memancing. Danau ini menyatu dengan anak Sungai Mahakam, daratan yang ada belum tentu bisa disinggahi, karena tanahnya lembek. Informasi dari motoris, daratan ini terlihat karena air danau sedang surut, kalau musim penghujan, daratan tersebut akan hilang dan danau ini seperti tidak berujung. Luar biasa..........
 
Danau Semayang

Danau Semayang

Danau Semayang


Nice....

Pada perjalanan pulang, kami berpapasan dengan anak - anak SD, pulang sekolah bersama teman - teman naik kelotok tanpa di damping orang dewasa. Biasa bagi mereka, mengerikan bagi emak - emak rempong macam aku.
 

Anak - anak pulang sekolah

Satu lagi perjalanan yang menakjubkan buat kami, dan petualangan di Kota Bangun diakhiri dengan selfie cantik........

Cheers