Jumat, 04 Desember 2015

Kawah Sikidang (Dieng)

Dataran tinggi Dieng itu seperti komplek yang berisi wisata alam dan wisata sejarah. Lokasi tempat wisata satu dengan yang lain cukup dekat. Jadi sebelum kesini sebaiknya sudah mempersiapkan peta wisata Dieng agar bisa menentukan tujuan. Saya rasa 2 hari sudah cukup untuk menjelajah semua tempat wisata di Dieng.

Dengan sukarela Mas Bibi mau mengulang perjalanan ke Kawah Sikidang, karena dia masih terlalu bersemangat untuk mencari batu di kawah. Bau belerang yang menyengat langsung tercium pada saat kami memasuki pintu gerbang kawah Sikidang. Dari tempat parker, kami melewati pasar kecil yang menjual berbagai buah khas Dieng. Ada  kentang merah yang ukurannya lebih kecil dari kentang biasa, cabe yang gede banget, carica (papaya dieng), dll. Tapi karena berfikir makanan dirumah masih banyak, terpaksa kami harus melewati pasar tanpa berbelanja.

Dari kejauhan terlihat asap mengepul dari kawah terbesar yang ada disini. Masih ada beberapa titik yang terlihat seperti air mendidih, tetapi hanya spot - spot kecil saja.

Kawah Sikidang
 
Melihat kepulan asap di kejauhan, anak kecil itupun dengan semangat berjalan menuju kawah. Tapi berhubung ada ayunan yang lucu, mampir dulu deh dia. Seperti biasa Leta tidak akan pernah melewatkan ayunan.


Main ayunan dulu.....
Dengan susah payah kami membujuk Leta untuk segera melanjutkan perjalanan. Begitu sampai dikawah, dia hanya diam saja kemudian ribut mau menyusul Mbak Anne dan Mas Bibi yang sudah kabur ke bukit didekat kawah.
 



Dengan kaki berat, mami yang baik ini mengikuti anaknya mendaki bukit dengan lincahnya. Dari atas bukit terlihat jelas bentang alam di kawah Sikidang ini.




Tapi kami tidak sempat menikmati pemandangan, karena anak - anak segera turun setelah Mas Bibi mengajak mencari batu akik.


Dipilih..... dipilih.....

Penambang batu akik

Yang kecil gak mau kalah

Waah..... ada kristalnya....
Begitu turun dari bukit terlihat jejak - jejak ban motor, sepertinya pada waktu - waktu tertentu daerah ini dipakai sebagai lintasan motorcross.

Disepanjang jalan pulang kami menjumpai batu - batu besar yang cocok untuk tempat narsis.




Dan disepanjang perjalanan pulang, Leta masih serius sekali mengamati dan memilih batu yang akan di bawanya pulang. Gini ni kelakuan anaknya tukang batu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar